Kategori

Tampilkan postingan dengan label Hama & Penyakit Tanaman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hama & Penyakit Tanaman. Tampilkan semua postingan

Mengatasi Hama dan Penyakit Tanaman Cabe

Pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman cabe mutlak dilakukan. Hal ini merupakan suatu keharusan jika kita ingin mendapatkan hasil yang optimal. Berikut ini adalah beberapa jenis hama dan penyakit tanaman cabe serta cara-cara pengendaliannya.

  1. Hama Tanaman Cabe


Kutu Daun
Kutu daun biasanya bersembunyi di bawah daun. Kutu yang menyerang biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Jika terserang kutu, maka daun pada tanaman cabe akan menjadi kering dengan permukaan yang keriting. Di samping itu, kutu daun juga berpotensi mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan memetik daun-daun yang terserang dan memusnahkannya. Penanaman cabe yang berdekatan dengan melon, semangka, dan kacang panjang sebaiknya dihindari. Perkembangan kutu daun dapat ditekan dengan penggunaan plastik mulsa perak dan dengan menjaga kebersihan lahan. Secara kimiawi, pengendaliannya dapat dilakukan dengan penggunaan insektisida.

Hama Thrip Parvispinus
Tanaman cabe yang terserang hama ini memiliki gejala daun yang berkerut dengan bercak klorosis. Terdapat warna keperak-perakan seperti tembaga pada lapisan bawah daun. Koloni hama thrip biasanya berkeliaran di bawah daun. Hama ini bisa dikendalikan dengan menggunakan insektisida.

Hama Tungau
Jika daun cabe berwarna kuning kecoklatan yang tergulung dan terpluntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun, menandakan bahwa tanaman cabe telah terserang hama tungau. Pucuk tanaman akan menebal dan berguguran sehingga menyisakan batang dan cabangnya. Pengendalian hama ini adalah dengan menggunakan insektisida.

Ulat Tanah
Ulat tanah pada tanaman cabe melakukan aktivitas makan dan bertelur pada malam hari. Ulat ini akan memakan tanaman cabe yang masih muda dengan cara memotong tangkai atau batang tanaman. Pada siang hari ulat akan bersembunyi di dalam tanah. Pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dan memusnahkannya. Secara kimia, dapat menggunakan insektisida.

Ulat Grayak
Tanaman cabe yang terserang ulat grayak, akan terlihat adanya bintil-bintil atau lubang-lubang pada daun dan daging buahnya. Jika sudah parah, daun cabe akan terlihat gundul hanya tersisa rantingnya saja. Pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan memusnahkan ulat, serta dengan melakukan penyiangan pada rumput di sekitar tanaman cabe. Secara kimiawi, pengendaliannya dengan menggunakan insektisida.

Ulat Buah
Ulat buah pada tanaman cabe adalah dari spesies Helicorvepa sp. Ulat ini dapat dikendalikan secara kimiawi dengan penggunaan insektisida.

Lalat Buah
Lalat buah atau Bactrocera dorsalis yang menyerang tanaman cabe bisa menyebabkan kerontokan buah. Buah yang telah rontok, jika dibelah akan dapat ditemui larva lalat di dalamnya. Jika buah ini tidak segera dibersihkan dari lahan, maka larva tersebut akan menjadi pupa di dalam tanah yang dapat menyebabkan terjadinya siklus serangan lalat secara berulang. Secara teknis, pengendalian dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah cabe yang rontok dan membakarnya. Lalat buah ini juga terdapat pada beberapa jenis buah seperti pisang, belimbing, jeruk, serta beberapa bauh yang lain. Oleh karena itu sebaiknya hindari penananam cabe yang berdekatan dengan kebun buah.


  1. Penyakit Tanaman Cabe


Rebah Semai
Rebah semai pada tanaman cabe, memiliki gejala tanaman yang nampak terkulai karena pembusukan batang. Rebah semai ini disebabkan oleh cendawan. Pengendaliannya adalah dengan membuang tanaman yang telah terserang penyakit beserta tanahnya. Di samping itu juga dengan mengatur kelembaban dengan cara mengurangi naungan dan mengurangi penyiraman. Secara kimiawi pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

Layu Bakteri
Layu bakteri pada tanaman cabe disebabkan oleh bakteri Pseudomonas sp. Cara pengendalian layu bakteri adalah dengan memusnahkan tanaman cabe yang telah terserang penyakit, meningkatkan derajat keasaman (ph) tanah, serta dengan penyemprotan bakterisida pada tanaman.

Layu Fusarium
Layu Fusarium disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Untuk mengendalikan layu fusarium, dapat dilakukan beberapa cara yaitu dengan memusnahkan tanaman cabe yang terserang penyakit, dan dengan melakukan penyemprotan fungisida.

Busuk Phytophtora
Busuk phytopthora disebabkan oleh cendawan Phytophtora infestans. Untuk mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

Busuk Kuncup
Cendawan Choanephora cucurbitarum adalah penyebab dari penyakit busuk kuncup. Pengendaliannya adalah dengan penyemprotan fungisida secara sistemik.

Bercak Cercospora
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Penyakit ini juga diatasi dengan melakukan penyemprotan fungisida.

Patek atau Antraknosa
Penyakit patek disebabkan oleh cendawan Gloesporium piperatum dan Colletotrichum capsici. Penyemprotan fungisida secara sistemik merupakan pengendalian yang dapat dilakukan secara kimiawi.

Embun Bulu
Tanaman yang terserang embun bulu memiliki gejala adanya bercak klorosis dengan permukaan yang berbulu pada daun atau kotil. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Peronospora parasitica. Pengendaliannya adalah dengan memusnahkan tanaman yang terserang penyakit, serta dengan mengatur kelembaban.

Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
Terdapat beberapa macam virus yang menyerang tanaman cabe. Diantaranya adalah virus TEV, CMV, CTV, TMV, TRV, PVY, dan TRSV. Jika tanaman cabe telah terserang virus, maka pengendaliannya dapat dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang virus tersebut serta inangnya agar tidak menular pada tanaman lain yang masih sehat. Virus pada tanaman cabe dapat dicegah dengan membersihkan gulma, hama, serta tanaman liar yang dapat berpotensi sebagai inang virus. Di samping itu, dengan menjaga kebersihan alat, lahan serta orang yang bekerja di lahan cabe juga dapat mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh virus ini.

Serangan hama dan penyakit pada tanaman cabe seringkali menjadi penyebab terjadinya gagal panen. Namun dengan melakukan pengendalian yang baik, maka resiko ini akan dapat dihindari.


Dikutip dari berbagai sumber.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Semangka

Pengendalian hama dan penyakit tanaman semangka mutlak diperlukan, agar dapat diperoleh hasil panenan yang baik.

Berikut ini adalah beberapa jenis hama, penyakit, dan gulma pada tanaman semangka, serta cara-cara pengendaliannya.


  1. Hama pada Tanaman Semangka

Hama pada tanaman semangka dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu hama yang tidak tahan terhadap pestisida dan hama yang tahan terhadap pestisida.

Hama Thrips
Hama ini berwarna kuning pucat kehitaman, dengan ukuran kecil dan ramping, serta mempunyai sungut badan yang beruas-ruas. Hama Thrips akan mengembara pada malam hari, untuk kemudian menetap dan berkembang biak. Pengendalian terhadap hama ini dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan insektisida hingga merata pada tanaman.

Hama Tungau
Hama Tungau memiliki warna merah agak kekuningan atau kehijauan dan berukuran kecil. Hama ini akan menghisap cairan pada tanaman. Jika mendapat gangguan, tungau akan membela diri dengan cara menggigit dan menyengat. Jika kita mendapati warna dedaunan yang pucat, dengan kehadiran jaring-jaring sarang di bawah permukaan daun, maka dapat dipastikan bahwa tanaman semangka tersebut sudah terserang tungau. Pengendalian yang dapat dilakukan terhadap hama tungau adalah secara non-kimiawi dan dengan pestisida.

Ulat perusak daun
Ulat perusak daun,  memiliki warna hijau dengan garis hitam atau garis kuning. Pengendalian terhadap hama ini dapat dilakukan secara kimiawi maupun secara non kimiawi.

Ulat tanah
Ulat tanah memiliki warna hitam dengan bintik-bintik atau garis-garis pada tubuhnya. Ulat ini memiliki panjang tubuh antara 2-5 cm, aktif bergerak dan merusak pada malam hari. Ulat tanah, akan menyerang daun semangka, terutama tunas-tunas semangka yang masih muda. Ulat yang dewasa akan memangsa pangkal tanamannya.

Pengendalian terhadap hama ulat tanah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
  • penanaman buah semangka secara serempak pada daerah yang berdekatan sehingga dapat memutus siklus hidup ulat tanah, serta dengan pemberantasan sarang ngengat di sekitarnya;
  • pengendalian hama secara kimiawi, yaitu dengan obat-obatan yang sesuai dengan aturan penanaman buah semangka. 
Kutu putih dan Lalat buah
Hama ini mempunyai sayap yang transparan,  mempunyai belalai, dan berwarna kuning dengan bercak-bercak. Jika terdapat bekas luka pada kulit buah (yang mnyerupai tusukan belalai), daging buah memiliki aroma yang sedikit masam dan terlihat ada memar, maka dapat dipastikan bahwa buah semangka tersebut sudah terkena hama ini.

Pengendalian terhadap kutu putih dan lalat buah dapat dilakukan secara kimiawi maupun non kimiawi. Secara kimiawi adalah dengan penggunaan obat-obatan, sedangkan secara non-kimiawi  dengan cara membersihkan lingkungan terutama pada kulit buah semangka, dan tanah bekas hama dibalik dengan cara dicangkul atau dibajak.

Hama Tikus & Binatang Piaraan (anjing, kucing, dan ayam)
Hama ini termasuk dalam klasifikasi kedua, yaitu hama yang tahan terhadap pestisida. Pengendallian yang dapat dilakukan adalah dengan cara mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman, menjaga pematang agar selalu bersih, dan dengan pemasangan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin. Di samping itu juga perlu diadakan pergiliran jaga.


  1. Penyakit pada Tanaman Semangka

Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh spora bibit penyakit yang terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Gejalanya adalah adanya bercak-bercak kuning pada permukaan daun, yang selanjutnya berubah menjadi coklat dan pada akhirnya mengering dan mati. Atau terdapat rumbai-rumbai halus yang berwarna ungu atau abu-abu.
Pengendalian secara non kimiawi dapat dilakukan dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan tetap bersih. Bisa juga dengan cara menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau dengan menanam benih yang sudah direndam obat. Secara kimiawi dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida.



Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang terlalu lembab sehingga mendorong tumbuhnya jamur.
Gejalanya adalah timbulnya kebusukan pada tanaman. Pengendalian secara non kimiawi sama dengan pengendalian pada bercak daun. Sedangkan pengendalian secara kimiawi adalah dengan melakukan penyemprotan bahan fungisida secara periodik. 


Antraknosa
Penyakit ini serupa dengan layu fusarium, dengan gejala adanya bercak-bercak coklat pada daun semangka yang kemudian berubah menjadi warna kemerahan dan akhirnya daun menjadi mati. Bila buahnya yang diserang, akan tampak bulatan berwarna merah jambu yang kemudian akan semakin meluas. Pengendalian secara non kimiawi serupa dengan pengendalian pada penyakit layu fusarium. Secara kimiawi, pengendaliannya menggunakan fungisida.


Busuk semai
Penyakit busuk semai menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala yang timbul adalah berupa batang bibit yang berwarna coklat, merambat, rebah dan kemudian mati. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan merendam benih di dalam obat kimia.

Karat daun
Penyakit karat daun disebabkan oleh virus yang terbawa oleh hama tanaman. Virus ini berkembang pada daun tanaman semangka. Gejala yang timbul adalah adanya daun yang melepuh, cenderung berubah bentuk, belang-belang.  Tanaman semangka menjadi kerdil dan timbul rekahan membujur pada batangnya. Pengendalian yang dapat dilakukan sama seperti pengendalian pada penyakit layu fusarium.


Busuk buah
Penyakit ini disebabkan oleh jamur atau bakteri patogen yang menginfeksi buah ketika menjelang masak dan akan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendaliannya adalah dengan menghindari dan mencegah terjadinya kerusakan kulit buah semangka, baik selama proses pengangkutan maupun proses penyimpanan. Di samping itu dengan cara melakukan pemetikan buah pada waktu siang hari yang tidak berawan atau hujan.

Karat daun
Penyakit karat daun disebabkan oleh virus yang terbawa oleh hama tanaman. Virus ini berkembang pada daun tanaman semangka. Gejala yang timbul adalah adanya daun yang melepuh, cenderung berubah bentuk, belang-belang.  Tanaman semangka menjadi kerdil dan timbul rekahan membujur pada batangnya. Pengendalian yang dapat dilakukan sama seperti pengendalian pada penyakit layu fusarium.


 3. Gulma pada Tanaman Semangka


Gulma adalah tanaman yang tidak diinginkan kehadirannya pada suatu lahan pertanian, karena dapat menurunkan hasil utama tanaman produksi. Beberapa jenis tanaman seperti alang-alang dan teki dapat menjadi gulma terhadap tanaman semangka.